Artinya: Tergoda untuk berbuat lagi, walau sudah bertobat.
Kata motivator bahwa sukses bukan dihitung dari berapa kali mencapai target, tapi berapa kali anda gagal dan berdiri lagi untuk mencapai target. artinya memperbaiki yang salah/gagal, bukan mgnulangnya. Demikian kalau kalau kita berbuat kesalahan dan sudah berhenti, hendaknya kita cukup berhenti selesai, tapi kita malah sering berkeinginan untuk berbuat lagi kesalahan yang sama.
Dalam kehidupan kita, kita sering merindukan untuk memuaskan ego kita, ingin sekali bahwa semua ialah semau kita, maka ingin apapun itu ialah harus sesuai pengharapan kita.
Muncullah perbuatan-perbuatan yang bertentangan dengan kaidah yang ada, dan inilah yang dianggap sebagai pemuas para ego diri.
Kesalahan yang kita buat dari perbuatan, yang mana ketika menyadari untuk berhenti melaksanakan salah, apalagi diikuti berhentinya melaksanakan kesalahan, maka itu sudah merupakan kemajuan secara hakiki. Namun kebodohan kita jugalah yang selalu mengulang lagi, terpengaruhi untuk lakukan lagi, alasannya untuk memuaskan ego sesaat.
Kebodohan yang dipelihara itu akan menciptakan kemerosotan nurani, yang karenanya kuat secara akumulatif ke semuanya.
Dalam Kehidupan berumah tangga, “Sedhakep Ngawe-Ngawe”, sudahlah… kalau sudah pernah buat salah, jangan pernah berpikir untuk nyoba-nyoba atau memperlihatkan dispensasi/alasan diri, apalagi dengan semboyan sakti “manusia tidak dapat luput dari salah.”, sungguh saya katakan bahwa harusnya “manusia tidak akan buat kesalahan kalau ia tidak mau, tidak lalai, dan tidak menyerah.”
Dalam hubungan orang bau tanah dan anak (Guru dan Murid), bawah umur atau murid yang berhasil ialah mereka yang dapat berguru dari kesalahan orang bau tanah dan guru mereka, disamping contoh baik orang bau tanah dan gurunya.
Dalam hubungan keluarga dengan keluarga lain (bermasyarakat), mari kita putuskan hubungan dengan segala kesalahan-kesalahan yang telah menjadi penyakit masyarakat. Mari renungkan dan temukan penyakit itu.
0 comments: