Artinya perlahan-lahan asal tercapai. Gara-gara peribahasa ini muncul anggapan bahwa orang jawa itu sulit maju karena hidupnya selalu pelan-pelan atau santai. Ada anggapan jika orang Jawa mengerjakan segala sesuatu senantiasa pelan, tidak pernah cepat dan cekatan, tidak sesegera mungkin berlari mengejar apa yang menjadi tujuan semula.
Pendapat seperti itu jelas keliru sebab makna peribahasa ini tidaklah demikian. "Alon-alon waton kelakon" adalah nasehat jangan suka terburu-buru, jangan berbuat ceroboh. Setiap harus diperhitungkan dengan cermat agar dapat dilaksanakan dengan lancar. Artinya, setiap upaya untuk meraih apapun sangat memerlukan kewaspadaan, kepekaan dalam penyesuaian diri, memperhatikan kanan kiri, dan sebagainya. Apa gunanya berhasil meraih tujuan, bila karenanya hidup kita malah jadi penuh malapetaka. Maka, mengejar cita-cita memang bukan hal yang buruk, tetapi jangan lupa, orang harus benar-benar menjaga keselamatannya.
Ketika dikaji dengan cermat, peribahasa ini terkait dengan peribahasa lain. Misalnya aja nggege mangsa, kebat kliwat, ngangsa marakake brabala, dan sabar subur. Artinya apa yang dicita-citakan memang harus dikejar hingga tercapai. Akan tetapi jangan terburu-buru dan harus sabar (karena membutuhkan proses). Hal yang penting adalah berhasil. Jangan karena terburu ingin mencapai tujuan, lantas mengejarnya dengan serampangan dan membabi buta. Jika kita lupa asalmulanya, bahwa setiap tindakan bisa memunculkan masalah baru yang dapat merambat langkah.
0 comments: