Angon artinya menggembala, mongso artinya musim. Jadi kalau angon mongso diartikan sebagai menggembala musim ya tidak ada artinya. Pengertian mongso tersebut berasosiasi pada makna waktu. Kata tersebut merupakan idiom bahasa jawa yang artinya mencari waktu yang tepat untuk bertindak.
Bagi orang desa (Jawa) angon mongso bukanlah sebuah ketakutan bertindak. Ia lebih merupakan bentuk strategi agar supaya mencapai hasil yang lebih gemilang, karena setiap tindakan diperhitungkan secara matang.
Dalam konteks komunikasi, angon mongso dapat dilihat sebagai bentuk etika berkomunikasi…dengan target utamanya adalah pemahaman komunikan (penerima pesan). Pesan yang baik, gagal dipahami komunikan jika komunikator (penyampai pesan) tidak angon mongso.
Di kota-kota, komunikasi sedemikian lancar. Pengaruh teknologi informasi, masyakarakat yang lebih heterogen berperan besar dalam kebebasan berkomunikasi. Masyarakat kota terbiasa dengan debat dan sejenisnya. Kebebasan komunikasi seperti ini merupakan bentuk pembelajaran demokratisasi (meski kadang itu dipaksakan oleh politisi).
Lain halnya dengan di desa, demokrasi tidak secepat gerakan di kota. Masyarakat desa masih merasa perlu ‘angon mongso’ untuk menyampaikan pendapatnya atau mengkonter pendapat orang lain.
Demokrasi yang ideal tak dapat dipaksakan, bahkan oleh inisiatornya sekalipun. Angon mongso merupakan ekspresi kedewasaan berdemokrasi yang pelan namun pasti. Tidak hanya anggota, inisiatorpun perlu ‘angon mongso’ terhadap anggotanya. Kedewasaan demokrasi yang seperti ini, kami yakini akan lebih cantik daripada demokrasi yang dipaksakan
0 comments: