Asu Gedhe Menang Kerahe adalah peribahasa dalam bahasa jawa, yang dalam bahasa Indonesia dapat diartikan Ajing besar selalu menang dalam perkelahian. Asu gedhe menang kerahe dapat dimaknai orang yang memiliki pangkat / kedudukan tinggi tentu akan menang dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki pangkat / kedudukan. Dengan kata lain asu gedhe menang kerahe dapat diartikan orang yang mempunyai pangkat dan kedudukan yang lebih tinggi pasti akan selalu menang dalam berperkara.
Sudah menjadi ketetapan bahwasanya atasan adalah selalu benar dan bawahan adalah selalu salah. Orang yang berkedudukan lebih tinggi entah itu seorang direktur, manajer, kepala, ketua dan sebagainya akan selalu memenangkan perkara itu jika ia berperkara dengan orang yang kedudukannya lebih rendah. Setiap ada masalah selalu bawahan yang selalu di salahkan, kadang bawahan hanya dijadikan alat untuk menutupi ketidak mampuan seorang pemimpin. Memang orang kecil hanya dijadikan objek bagi sebagian penguasa, orang kecil hanya dijadikan tumbal untuk memenuhi ambisi penguasa untuk dapat mengejar pangkat/ kedudukan yang lebih tinggi.
Contoh riil dalam peribahasa ini adalah masalah bangsa ini dalam memerangi korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN), banyak para pejabar negara dari Bupati, walikota, gubernut, menteri, anggota DPR dan lain-lain yang terlibat dalam berbagai kasus korupsi di negeri ini namun hanya segelintir orang yang dapat terjerat dan di jebloskan kedalam penjara. Karena pangkat dan kedudukan inilah yang sangat menyulitkan para penegak hukum untuk menjerat para pejabat yang korup dikarenakan kedudukan yang tinggi. Meskipun secara hukum para penegak hukum itu berdiri independen, tetapi jerat tali kekuasaan itu yang selalu melilit leher para penegak hukum, sehingga kerap kaluu hukum menjadi tumpul dan bisa di permainkan bagi yang mempunya kekuasaan.
Keadaan seperti ini mungkin sering kita dapati dalam kehidupan kita sehari-hari, baik di lingkungan kerja, instansi bahkan di jalanan pun sering kita dapatkan kasus seperti ini. Arogansi seorang penguasa seringkali melukai hati orang-orang kecil, karena jabatan tinggi dia dengan seenaknya berbuat sewenang-wenang, menganggap bawahan sebagai pembantu dan orang yang selalu salah.
0 comments: