CATEGORIES

Pribahasa ini berasal dari Bahasa jawa, gupak pulute ( terkena getahnya ) ora mangan nangkane ( tidak makan nangkanya ) kurang lebih begitul...

Gupak Pulute Ora Mangan Nangkane

Gupak Pulute Ora Mangan Nangkane

Pribahasa ini berasal dari Bahasa jawa, gupak pulute ( terkena getahnya ) ora mangan nangkane ( tidak makan nangkanya ) kurang lebih begitulah arti secara harfiah dari pribahasa tersebut.
Pada masa lampau, Ketika Nangka belum dijual di supermarket dengan kondisi siap santap, setiap orang yang ingin merasakan manis dan lezatnya buah Nangka harus berjuang dulu, mulai dari membelah buahnya yang besar, kemudian memisahkan antara daging Nangka yang bisa dimakan dari bagian yang tidak bisa dimakan. Dengan proses yang seperti itu maka kita tidak mungkin bisa terlepas dari “gupak pulute”.
Secara luas, pribahasa ini menggambarkan ungkapan untuk seseorang yang telah berperan dan berjuang serta bersusah payah untuk mencapai suatu keberhasilan, namun tidak dapat menikmati manisnya buah jerih payah itu. Betapa sialnya orang tersebut yang tidak merasakan manis hasil perjuangan justru hanya merasakan pedih dan pahit risiko yang harus dilalui.
Sebagian manusia yang ketika di dunia sudah bangga dengan amal baiknya (menurutnya) yang sangat banyak, namun ketika hari kiamat, mereka menundukan kepala mereka karena malu. Ternyata amal yang telah dilakukan semasa hidupnya dengan susah payah itu tidak ada nilainya karena tidak ikhlas.
Nah, maka dari itulah kita harus lebih berhati-hati dalam beramal, jangan hanya mememntingkan kuantitas tanpa memperhatikan kualitas sebagai prioritas. Alangkah baiknya kalau bisa mengerjakan banyak hal dengan kualitas yang tidak abal-abal. Bila tidak maka bersiaplah “gupak pulute ora mangan nangkane”.

0 comments: