Artinya adalah berjiwa besar /memaafkan.
Setiap hari kita disugguhi dari berbagai macam peristiwa melalui mata kepala kita sendiri dan juga melalui media, bagaimana “Maaf” menjadi hal yang sangat langka sekali.
Mulai dari pemimpin dan pemuka agama tidak memberikan contoh untuk memberikan maaf pada sesama.
Untuk dapat memaafkan diperlukan jiwa besar dalam diri kita. Jiwa besar dapat terbentuk jika secara pengertian dan pandangan benar akan hidup ini dan dalam berinteraksi dengan manusia lainnya.
Dalam kehidupan berumah tangga, “Jembar Segarane”, yang bisa dikatakan berlapang dada untuk memaafkan sebesarnya. Jika ini dijunjung, niscaya kehidupan rumah tangga senantiasa akan utuh, namun kekhawatiran muncul bahwa nanti akan menjadi memanjakan, tentunya ini harus kita ingat bahwa kehidupan berumah tangga bukan terikat, tapi harus saling mengikatkan diri dalam batasan-batasan berumah tangga.
Dalam hubungan orang tua dan anak (Guru dan Murid), orang tua dan guru, senantiasa adalah manusia yang memiliki semangat memaafkan paling banyak terhadap anak dan murid nya. Berjiwa besar yang ada pada orang tua dan guru, inilah yang menjadi titik takar, kwalitas dari mereka, dan ini pula yang akan menjadikan anak dan murid mereka menjadi murid yang memiliki teladan yang benar dan baik.
Dalam hal ini orang tua dan guru dalam memaafkan bisa berarti selalu memberikan kesempatan kepada anak dan murid dalam meningkatkan pengertian dan pemahaman.
Dalam hubungan keluarga dengan keluarga lain (bermasyarakat), mari kita saling memanfaatkan diantara kehidupan bermasyarakat dan memasyarakatkan saling memaafkan.
0 comments: