Artinya, kegedhen empyak (terlampau b
esar atap), kurang cagak (tianyan sedikit atau kurang).
esar atap), kurang cagak (tianyan sedikit atau kurang).
Peribahasa ini memberikan gambaran mengenai orang yang berbuat sesuatu melebihi kemampuannya.
Dengan memaksakan diri seperti itu, sebagaimana dikiaskan rumah yang atapnya terlampau besar (lebar) dengan tiang sedikit, besar kemungkinan rumah (cita-citanya) tidak dapat didirikan (terwujud).
Sekalipun terwujud, yaitu rumahnya dapat berdiri, konstruksinya akan rapuh, sehingga mudah roboh dan menimbulkan masalah baru bagi dirinya.
Contohnya peristiwa dalam peribahasa ini kira-kira demikian. Seorang buruh tani ingin beralih pekerjaan agar tak selamanya menjadi buruh melulu.
Cita-citanya ingin memiliki truk dan dijalankan sendiri. Akhirnya, dia menjual tanah warisan orang tua untuk membeli sebuah truk tua. Namun, karena memang belum paham benar tentang mesin, truk tersebut jadi sering rusak dan makin hari kerusakannya bertambah berat.
Merasa tak mampu lagi memperbaiki, truk bobrok itu dijual murah daripada terlanjur menjadi besi tua. Sekarang dia baru sadar, bahwa apa yang dilakukan itu ibarat kegedhean empyak kurang cagak. Yang dicita-citakan terwujud, tetapi karena penyangganya terbatas, maka semua yang di tangan berantakan dalam waktu singkat.
Setiap orang punya cara tersendiri dalam menjalani hidup. Ada yang biasa biasa saja, ada yang ingin tampil hebat tapi biaya terbatas, ada pula yang kondisinya memang memungkinkan ia tampil dengan cara apapun sesuai yang dikehendaki.
Keinginan di luar kebutuhan yang dipaksakan seringkali membuat orang terpuruk. Hanya karena gengsi dan panas hati karena melihat penampilan orang lain, membuatnya terjerumus ke dalam arus tren yang tidak sehat dan membuat bangkrut. Andai saja mau bersabar sedikit saja, niscaya semuanya akan berjalan sesuai yang dikehendaki.
0 comments: