CATEGORIES

Uyah adalah sebutan dalam bahasa Jawa untuk benda bernama garam. Umumnya kita hanya mengenal asal usul garam yang dihasilkan melalui proses ...

Nguyahi Banyu Segara

Nguyahi Banyu Segara

Uyah adalah sebutan dalam bahasa Jawa untuk benda bernama garam. Umumnya kita hanya mengenal asal usul garam yang dihasilkan melalui proses penguapan air laut.
Namun tidak seluruh garam berasal dari proses penguapan air laut, karena sebagian ada yang berasal dari proses penguapan air danau (seperti di Asia tengah) atau bahkan berasa dari usaha penambangan.
Meski asal-usul garam bermacam-macam, namun satu hal yang pasti adalah garam memiliki rasa asin dan akan terasa pahit di pangkal lidah jika jumlahnya berlebihan.
Pepatah dalam bahasa Jawa yang berbunyi “nguyahi banyu segoro” memiliki arti “menggarami air laut” dalam bahasa Indonesia. Pepatah tersebut menunjukkan bahwa suku Jawa (mungkin) hanya mengenal garam yang berasal dari proses penguapan air laut (banyu = air, segoro = laut), meski pada kenyataanya tidak setiap sisi laut selalu diupayakan sebagai tambak garam (ladang pembuatan garam).
Seperti pada umumnya, pepatah selalu merupakan bahasa tersamar (sinandi) yang memiliki arti khusus dan bernilai tinggi.
Pepatah “nguyahi banyu segoro” secara sekilas dapat dimaknai sebagai pekerjaan yang sia-sia dan tidak bermakna. Dalam penggunaanya, pepatah tersebut memang ditujukan sebagai sindiran bagi sebuah tindakan yang kontradiktif.
Sindiran tersebut ditujukan kepada pribadi yang memberikan hadiah / sumbangan (dalam bentuk harta / kekayaan) kepada pribadi yang lain dimana sang penerima hadiah adalah pribadi yang memiliki kelebihan harta jauh melebihi sang pemberi hadiah. Terlepas dari apapun motivasi sang pemberi hadiah, yang pasti tindakan semacam itu adalah hal yang sangat kontradiktif.
Siapapun boleh memberikan penafsiran sesuai dengan sudut pandang yang diyakininya. Negeri yang masih dalam kondisi berhias carut-marut akan semakin kusut ketika ditingkahi dengan kebijakan yang kontradiktif.
Sekali lagi : apapun motivasi dibalik kontradiksi tersebut, maka nguyahi banyu segoro adalah pepatah yang sepertinya (paling) tepat untuk mensifati kebijakan yang nganeh-anehi.
Dan jika menggunakan pepatah yang lebih kasar lagi, maka padanannya adalah “nulungi asu gejepit” (menolong/membebaskan anjing yang terjepit) yang pada akhirnya sang penolong itulah yang akan menerima gigitan/serangan dari sang anjing.

0 comments: