Lurung artinya jalan. Gurung artinya kerongkongan Jadi terjemah sadawa-dawane lurung isih dawa gurung adalah seberapapun panjang jalan masih lebih panjang kerongkongan. Yang dimaksud kerongkongan di sini adalah ucapan yang keluar dari mulut.
Kita bersyukur bahwa sebagai manusia kita dikaruniai kemampuan untuk bertutur kata. Kita bisa menyampaikan pesan kepada orang lain apa yang kita inginkan.
Ucapan kita bisa baik dan bermanfaat. Ucapan guru misalnya, akan didengar oleh para murid atau siswa, mereka paham bahkan jadi pandai karena mengikuti apa yang diajarkan oleh guru. Kepandainnya akan mengantarkannya menjad "orang" Ucapan penceramah atau muballigh akan mempertebal keimanan seseorang sehingga dia menjadi orang yang saleh. Dan banyak lagi ucapan yang baik dan bermanfaat.
Tetapi di samping ucapan yang baik itu ada ucapan yang tidak baik, tidak bermanfaat bahkan merugikan orang. Misalnya berkata dusta, menggunjing, membikin berita atau informasi hoaks, fitnah, adu domba dan sebagainya. Berita atau info negatif itu bisa disebarkan ke mana-mana dari mulut ke mulut atau lewat alat komunikasi telepon atau dengan bantuan medsos .
Ini dapat merusak nama baik seseorang dan tidak jarang akan dibalas dengan tindakan serupa.
Maka akan terjadi saling fitnah, pertentangan, percekcokan bahkan permusuhan yang tidak jarang memakan korban. Itulah mengapa para sepuh mewanti-wanti kita untuk menjaga lisan kita.
Seakan mereka tahu bakal ada alat komunikasi yang mampu menghubungkan seseorang dengan yang lain dengan jarak yang jauh lebih panjang dari jalan yang bisa dilewati manusia.
Di era digital ini kita bisa mengirim berita termasuk fitnah dan ujaran kebencian ke orang lain di benua manapun bahkan sampai ke ruang angkasa.
Nah mana ada jalan atau lurung sepanjang itu. Memang tidak semua pesan itu bersifat negatif, tetapi biasanya berita negatif lebih didengar, lebih disenangi, sehingga ada yang menjadikan "bad news is good news" sembagai semboyan.
Jangan lupa di era sekarang ini kita mungkin tidak mengirim ucapan negatif ke orang lain, tetapi ucapan kita bisa diunggah dan dishare lewat medsos dan menjadi viral.
Maka kita ikuti saja pitutur para sepuh agar kita berhati-hati dan menjaga lisan kita.
0 comments: