CATEGORIES

M Fiqih Ayatullah alias Fiki Naki merupakan anak muda asal Pekanbaru yang akhir ini mengguncang jagat maya. Melalui akun OmeTV yang kemudian...

Fiki Naki dan Jendela Pendidikan

fiki naki

M Fiqih Ayatullah alias Fiki Naki merupakan anak muda asal Pekanbaru yang akhir ini mengguncang jagat maya. Melalui akun OmeTV yang kemudian dijadikan konten di YouTube, pemuda 20 tahun itu berhasil menghipnotis generasi milenial dengan kecerdasannya berdialog menggunakan berbagai bahasa.

Namanya banyak dikenal ketika ia membuat konten di OmeTV dengan Dayana, gadis cantik dari Astana, Kazakhstan. Wanita yang juga seorang mahasiswa Hukum dan Politik di Kazguu University itu berhasil menjadi obat dari pesakitan psikologi akibat pandemi. Saat ini YouTube Fiki Naki sudah lebih dari 3 juta subscribe dan dianggap berhasil menginspirasi banyak anak muda di Indonesia.

Berdasarkan pengakuannya, ia telah menguasai 4 bahasa internasional (Inggris, Rusia, Rumania, dan Spanyol). Sedangkan cita-citanya adalah berhasil menguasai 10 bahasa dunia. Menariknya Fiki Naki belajar bahasa asing tidak melalui guru atau kursus, ia mempelajari kesemuanya melalui media digital. Logatnya yang fasih ketika berbicara bahasa asing membuat banyak orang terkagum, meskipun tanpa menempuh pendidikan bahasa asing.

Selain keahliannya berbahasa asing, Fiki Naki juga berhasil mengubah citra OmeTv yang dikesankan sebagai aplikasi “negatif” menjadi aplikasi “positif”. Fiki Naki juga menjadi contoh bagi produsen konten di berbagai platform media digital agar lebih mementingkan prestasi, bukan sensasi untuk menjadi viral.

 

Baca Juga : Mempersiapkan Generasi Emas Indonesia

Kecerdasan Artifisial

“Tidak ada orang bodoh, yang ada adalah orang yang tidak mau belajar”. Demikian yang selalu saya jadikan motivasi kepada orang lain. Kepandaian akan terlihat jika seseorang serius untuk belajar dan mengetahui banyak hal. Seperti Fiki Naki yang mengajarkan banyak hal tentang proses belajar yang efektif dan efisien tanpa mengandalkan seorang guru atau tentor di pendidikan formal.

Niat adalah pondasi utama agar mampu menguasai banyak hal. Selanjutnya fokus pada apa yang ingin dipelajari. Pandemi seharusnya menjadi momentum untuk mendalami minat, bakal, dan skill yang dimiliki. Ketika media digital memanjakan konsumen dengan beragam pengetahuan lintas ruang dan waktu.

Tidak ada gunanya meratapi nasib pendidikan nasional yang terpaksa dilakukan secara daring dengan banyaknya permasalahan teknis dan konsep kurikulum tiap sekolah. Semua orang harus bisa memposisikan diri sebagai manusia produktif. Mempersiapkan diri apabila kelak pekerjaan nonskill digantikan dengan teknologi (software/ robot).

Fiki Naki mengajarkan bahwa setiap orang harus segera mengasah keahliannya. Setiap orang harus aktif belajar dengan memanfaatkan media digital. Mulai dari hal yang paling disenangi, kemudian ditekuni, maka uang akan datang menghampiri. Bukankah pekerjaan paling menyenangkan adalah hobi yang dibayar?

Tidak harus seperti Fiki Naki yang menguasai banyak bahasa. Setiap orang punya minat dan bakat masing-masing yang tinggal diasah. Media digital hanya sarana yang membantu setiap orang mempercepat menemukan keahlian dalam hidupnya. Tidak ada alasan lagi untuk bermalas-malasan dalam mempelajari sesuatu.

 

Baca Juga : Demokratisasi Digital

Menunggu Panen

Ketika banyak kritik seputar dunia pendidikan di Indonesia, Fiki Naki mengajarkan bahwa untuk belajar tidak hanya dalam ruang sekolah dan kuliah. Pemerintah juga harus jeli memfasilitasi pendidikan nonformal agar berhasil mewujudkan kecerdasan kehidupan berbangsa.

Masalah yang sering membelenggu masyarakat Indonesia adalah sikap instan dalam melakukan apapun. Ingin segera mendapatkan hasil atas upaya yang dilakukan. Ibarat menanam benih padi, mereka berharap sorenya bisa dipanen. Sedangkan untuk memanen padi harus menunggu sekira 3 bulan dulu, baru menikmati hasilnya yang dilalui dengan proses panjang.

Kebanyakan orang tidak sabar menunggu hasil panen. Sehingga padi yang belum waktunya panen sudah dipanen. Hasilnya pun mengecewakan. Fiki Naki belajar berbagai bahasa sebelum membuat konten OmeTV dan YouTube. Kemudian viral akhir ini yang membuatnya dikenal banyak orang. “Mie Instan saja butuh proses.

Untuk meraih kesuksesan, seseorang harus sabar menunggu hasil, menekuni setiap proses, dan memanfaatkan peluang untuk belajar. Era globalisasi memaksa semua orang untuk mengasah keahliannya jika tidak ingin tergerus dengan teknologi. Jangan sampai manusia hanya dijadikan sasaran konumen teknologi tanpa mengetahui cara memproduksi teknologi.

Fiki Naki adalah inspirasi untuk bangsa Indonesia yang memimpikan mewujudkan generasi emas masa depan. Demografi penduduk yang mayoritas generasi milenial adalah potensi yang harus cermat dimanfaatkan. Pemerintah harus jeli melihat peluang dan memberikan fasilitas yang memadai untuk memudahkan setiap orang belajar tanpa bayang-bayang pendidikan formal di tengah pandemi.


Pernah dimuat di Sanad Media

https://sanadmedia.com/post/fiki-naki-dan-jendela-pendidikan

0 comments: