Wonderland Indonesia, sebuah sajian musik EDM (Electronic Dance Music) dan teknologi CGI (Computer Graphic Images) yang diinisiasi Rev Production dan Dewa Atlantis Studio. Video berdurasi 10 menit 52 detik tersebut berhasil memukau penduduk dunia karena lebih dari sepekan tranding di YouTube. Awwalur Rizqi Al-firori alias Alffy Rev menjadi lokomotif proyek animasi musik kontemporer yang memadukan unsur tradisional dan modern. Kemudian sosok Novia Bachmid (alumni Indonesian Idol tahun 2020) menjadi pelengkap kesempurnaan proyek musik animasi sebagai kado HUT ke-76 RI.
Berkat Wonderland Indonesia, nama Indonesia kini kembali diperhitungkan di kancah internasional. Terlihat dari begitu banyaknya reaksi video yang tayang di YouTube dari berbagai belahan dunia. Spanyol, Amerika Serikat, Afrika, Turki, Malaysia, Filipina, Jepang, Thailand, dan masih banyak negara yang kagum dengan keindahan Indonesia dan kekayaan pakaian adat, lagu tradisional, instrumen musik, hingga panorama alam yang melimpah dari Sabang sampai Merauke.
Meskipun terkesan singkat, namun video Wonderland Indonesia berhasil menampilkan banyak pesan, selain kemewahan sinematik dan musik EDM. Alffy Rev mencoba menunjukan kekayaan budaya Indonesia dan keelokan alam nusantara kepada dunia. Mengenalkan lagu-lagu tradisional yang mulai banyak dilupakan masyarakat Indonesia sendiri karena dianggap kuno. Merepresentasikan perjuangan pahlawan dalam memerdekakan Indonesia dari para penjajah. Banyak emosi yang tercipta, mulai dari kekaguman, kesedihan, kebahagiaan, dan lain sebagainya.
Dalam prosesnya, Alffy Rev menjelaskan betapa mendesaknya proyek Wonderland Indonesia namun bisa menghasilkan karya yang berkualitas. Tentang sejarah, harapan, realita, dan hal-hal yang terlanjur dilupakan karena ketidakpercayaan terhadap istimewanya bangsa sendiri.
Baca Juga : Mempersiapkan Generasi Emas Indonesia
Apresiasi Telat
Agaknya menjadi keganjilan ketika Alffy Rev membuat video Behind The Scenes of Wonderlan Indonesia. Keresahan terhadap dunia pariwisata dan kebudayaan yang akhirnya menjadi cambuk Alffy Rev dan timnya untuk membuat konten berjudul The Beauty of Bali. Ketika dirasa sukses, ia kemudian membuat konsep yang lebih spektakuler untuk perayaan kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 2021.
Namun keinginannya sempat pupus karena tidak adanya minat dari para donatur dan sponsorship yang mendukung proyek besarnya. Hingga pada akhirnya Doni Salmanan menjadi aktor (donatur utama) di balik kesuksesan proyek Wonderland Indonesia. Alffy Rev mengaku kesusahan mewujudkan proyek tersebut jika tidak ada bantuan finansial dari pihak eksternal. Setelah proyek sebelumnya (The Beauty of Bali), ia harus menjual mobilnya untuk kelancaran operasional.
Sebelum kemunculan Doni Salmanan, tidak ada pengusaha, politikus, apalagi pemerintah yang melirik keinginan Alffy Rev dan tim untuk mengangkat nama Indonesia di dunia Internasional. Diakui bahwa selama ini, banyak potensi pemuda Indonesia yang kurang atau tidak sama sekali mendapat apresiasi dari pemerintah. Setelah viral dan mendapat atensi dari dunia luas, pemerintah juga yang mendapat untung.
Utamanya Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) yang kesulitan mempromosikan potensi pariwisata daerah di masa pandemi. Sedangkan ada anak bangsa yang “mengemis” untuk membantu pemerintah menduniakan Indonesia malah dicampakan. Pemerintah terlalu naif untuk memajukan kebudayaan dan pariwisata ketika ada anak bangsa yang mempunyai bakat digital tapi tidak ada dukungan.
Wonderland Indonesia membuat dilema bahwa ada anak muda berusia 26 tahun bisa jauh lebih hebat mempromosikan Indonesia dibandingkan ratuasan bahkan ribuan orang di Kemenparekraf. Tentang perpaduan unsur etnis dan digital. Semangat persatuan dan rasa mencintai bangsa sendiri. Setelah viral, berbondong para konten kreator, politisi, artis, hingga pemerintah berlomba mengucapkan selamat dan memberikan berbagai bentuk apresiasi.
Baca Juga : Mengibarkan Bendera Setengah Tiang
Sejarah dan Masa Depan
Apapun itu, Wonderland Indonesia sudah menjadi salah satu maha karya untuk menunjukan kemewahan Indonesia yang dijuluki sebagai negeri impian, Atlantis. Sejarah panjang keragaman suku dan budaya yang bisa hidup rukun dan saling menghormati.
Sejarah mencatat, zaman Kalabendu pernah diramalkan oleh Prabu Jayabaya, dan pujangga besar Jawa Raden Ngabehi Ranggawarsita. Kalabendu secara harfiah dapat diartikan sebagai zaman penuh kesengsaraan. Fitnah menyebar di mana-mana, keluarga terpecah belah, kehidupan susah, kolusi, korupsi dan nepotisme merajalela, dan para pemimpin kehilangan wibawa karena ketika berbicara tidak bisa dipercaya.
Terdapat 3 babak kehidupan manusia yaitu zaman Kalawisesa (masa permulaan) atau Kalatida, kemudian zaman Kalabendu atau masa kekacauan (chaos), dan zaman Kalasuba (Pemulihan/Pencerahan). Dalam hitungan ramalan tersebut, banyak pengamat memprediksi bahwa tahun 2021-2025 adalah masa dimulainya zaman Kalasuba. Selaras dengan analisis pengamat modern dengan gagasan terbentuknya generasi emas di tahun 2025 karena terciptanya bonus demografi Indonesia.
Setidaknya viralnya video Wonderland Indonesia sedikit membangkitkan asa di tengah pandemi, bahwa Indonesia sudah bersiap menjadi negara besar dengan indikator kesejahteraan warga negara yang lebih baik. Mengekspor kebudayaan lokal ke luar negeri, bukan sebaliknya malah mengimpor kebudayaan asing. “Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia”. Pidato Bung Karno yang seakan menjadi kenyataan dengan kemunculan Alffy Rev di industri digital kreatif saat ini.
Terkahir, saya mengucapkan terimakasih banyak kepada Alffy Rev yang sudah membuat jiwa nasionalis kami (bangsa Indonesia) bangkit kembali. Kami takjub dan merinding. Bahkan ketika melihat ratusan reaksi video dari berbagai konten kreator luar negeri yang di antaranya menangis melihat kemagisan Wonderland Indonesia. Warga negara asing saja bangga, apalagi kita (bangsa sendiri).
Pernah dimuat di Kumparan
https://kumparan.com/joko-interisti/terimakasih-wonderland-indonesia-1wTwe3yGZrC
0 comments: